*SADAR 125*
*LANGIT GURU, BUMI SISWA*
Ada yang bisa dipelajari dari studi banding di tiga SMA di Seoul, Korsel saat program 1000 guru belajar ke luar negeri Kemdikbud, di bulan Maret lalu. Saya melihat, sekolah-sekolah itu menyediakan pojok-pojok atau space yang diperuntukkan bagi siswa. Sebagian ada yang memajang lukisan atau seni kriya siswa. Ada juga dalam bentuk tulisan dalam bingkai atau pohon literasi. Sekolah yang menerapkan penilaian berbasis proyek, memajang produk siswa. Lebih unik lagi, ada sekolah yang menaruh cukup banyak papan tulis di beberapa bagian dinding sekolah untuk membebaskan siswa mengekspresikan dirinya.
Dibandingkan dengan Indonesia, apakah kebijakan sekolah di Korea ini hal yang luar biasa? Ternyata tidak.
Regulasi negara kita khususnya Undang-Undang Republik Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dalam suatu program yang bernama Sekolah Ramah Anak, mencontohkan implementasinya ke dalam delapan Standar Nasional Pendidikan ternyata. Sekolah misalnya, tidak hanya memberi ruang kepada siswa untuk berekspresi, siswa juga dapat dilibatkan untuk menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah), bahkan lebih jauh siswa dapat dilibatkan untuk menilai kinerja guru.
Apa saja implementasi Sekolah Ramah Anak ini ke dalam delapan Standar Nasional Pendidikan kita? karena rasa-rasanya kondisi ideal tadi belum nampak di semua sekolah di tanah air sementara sudah cukup lamanya regulasi ini lahir. Belum lagi jika dikaitkan dengan posisi kita sebagai guru, yang setiap hari dipusingkan dengan tingkah para siswa yang indisipliner.
Apakah Sekolah Ramah Anak hanya melindungi anak, bagaimana hak guru saat hendak mendisiplinkan siswa? Pertanyaan-pertanyaan penting ini akan diperdalam bahasannya *Rabu, 26 Februari 2020* mendatang di *SADAR Edisi 125*. Tidak tanggung-tanggung, akan hadir sebagai narasumber yaitu Ibu *Elvi Hendrani* (Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya, Deputi Tumbuh Kembang Anak KPPPA RI) dengan topik *Konvensi Hak Anak*. Selain itu juga ada Ibu *Bekti Prastiyani* (Ketua Umum Perkumpulan Fasilitator Sekolah Ramah Anak seluruh Indonesia atau ASPIRASI) yang akan membahas khusus tentang *Disiplin Sekolah Ramah Anak*. SADAR IGI Edisi 125 akan dipandu nantinya oleh IGIers founder Kanal Sultra Cerdas, *Bapak Baharudin*.
Tidak perlu meninggalkan pekerjaan rutin kita. Diskusi ini masih bisa diikuti sambil perjalanan, menyiapkan makan malam, atau rehat bersama keluarga di rumah. Buka web browser Bapak/Ibu melalui telpon genggam, tablet atau laptop. Ketikkan http://psmk.webex.com dengan event number: 573719288 password: 12345 atau melalui link pendek: http://bit.ly/sadar125.
Jika langit pikiran kita akan menjadi bumi bagi para siswa, tentu tak pernah ingin kita berhenti menggapai langit setinggi-tingginya.
Sekolah Ramah Anak ; _Anak Senang, Guru Tenang, Orangtua Bahagia_
Nantikan Kami, SADAR IGI 125 ;Tayangan Edukasi Menginspirasi Negeri.
Indonesia, 22 Februari 2020
Sekretaris SADAR IGI
Chandra Sri Ubayanti
Ada yang bisa dipelajari dari studi banding di tiga SMA di Seoul, Korsel saat program 1000 guru belajar ke luar negeri Kemdikbud, di bulan Maret lalu. Saya melihat, sekolah-sekolah itu menyediakan pojok-pojok atau space yang diperuntukkan bagi siswa. Sebagian ada yang memajang lukisan atau seni kriya siswa. Ada juga dalam bentuk tulisan dalam bingkai atau pohon literasi. Sekolah yang menerapkan penilaian berbasis proyek, memajang produk siswa. Lebih unik lagi, ada sekolah yang menaruh cukup banyak papan tulis di beberapa bagian dinding sekolah untuk membebaskan siswa mengekspresikan dirinya.
Dibandingkan dengan Indonesia, apakah kebijakan sekolah di Korea ini hal yang luar biasa? Ternyata tidak.
Regulasi negara kita khususnya Undang-Undang Republik Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dalam suatu program yang bernama Sekolah Ramah Anak, mencontohkan implementasinya ke dalam delapan Standar Nasional Pendidikan ternyata. Sekolah misalnya, tidak hanya memberi ruang kepada siswa untuk berekspresi, siswa juga dapat dilibatkan untuk menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah), bahkan lebih jauh siswa dapat dilibatkan untuk menilai kinerja guru.
Apa saja implementasi Sekolah Ramah Anak ini ke dalam delapan Standar Nasional Pendidikan kita? karena rasa-rasanya kondisi ideal tadi belum nampak di semua sekolah di tanah air sementara sudah cukup lamanya regulasi ini lahir. Belum lagi jika dikaitkan dengan posisi kita sebagai guru, yang setiap hari dipusingkan dengan tingkah para siswa yang indisipliner.
Apakah Sekolah Ramah Anak hanya melindungi anak, bagaimana hak guru saat hendak mendisiplinkan siswa? Pertanyaan-pertanyaan penting ini akan diperdalam bahasannya *Rabu, 26 Februari 2020* mendatang di *SADAR Edisi 125*. Tidak tanggung-tanggung, akan hadir sebagai narasumber yaitu Ibu *Elvi Hendrani* (Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya, Deputi Tumbuh Kembang Anak KPPPA RI) dengan topik *Konvensi Hak Anak*. Selain itu juga ada Ibu *Bekti Prastiyani* (Ketua Umum Perkumpulan Fasilitator Sekolah Ramah Anak seluruh Indonesia atau ASPIRASI) yang akan membahas khusus tentang *Disiplin Sekolah Ramah Anak*. SADAR IGI Edisi 125 akan dipandu nantinya oleh IGIers founder Kanal Sultra Cerdas, *Bapak Baharudin*.
Tidak perlu meninggalkan pekerjaan rutin kita. Diskusi ini masih bisa diikuti sambil perjalanan, menyiapkan makan malam, atau rehat bersama keluarga di rumah. Buka web browser Bapak/Ibu melalui telpon genggam, tablet atau laptop. Ketikkan http://psmk.webex.com dengan event number: 573719288 password: 12345 atau melalui link pendek: http://bit.ly/sadar125.
Jika langit pikiran kita akan menjadi bumi bagi para siswa, tentu tak pernah ingin kita berhenti menggapai langit setinggi-tingginya.
Sekolah Ramah Anak ; _Anak Senang, Guru Tenang, Orangtua Bahagia_
Nantikan Kami, SADAR IGI 125 ;Tayangan Edukasi Menginspirasi Negeri.
Indonesia, 22 Februari 2020
Sekretaris SADAR IGI
Chandra Sri Ubayanti
Alhamdulillah *SADAR IGI EDISI 125* kembali hadir.
Alhamdulillah *100* bapak ibu guru hadir mendengarkan penjelasannya *Bu Elvi Hendrani* Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan dan Bu *Bekti Prastiyani* ketua umum Perkumpulan Fasilitator Sekolah Ramah anak dengan judul
*konvensi Hak Anak dan Disiplin Sekolah Ramah Anak*
- Bu Elvi materi Konvensi Hak anak
- Bu Bekti materi Disiplin Sekolah Ramah Anak
-Pak Bahar sebagai Host
-Pak Gatot koordinator 7 unit center SEAMEO Indonesia dan direktur Seamolec atas room webex-nya.
- Direktur PSMK Kemendikbud atas room webex PSMK.
- Pak Dadan PSMK yang membantu ijin room PSMK.
- Seluruh panitia Sadar IGI
- Dan bapak ibu guru hebat seluruh Indonesia yang telah hadir berdiskusi bersama.
Buat yang tidak bisa bergabung di SADAR IGI EDISI 125 :
*Rekaman SADAR IGI 125:*
Rekaman video dr
Rekaman video pak Adrianus
https://www.youtube.com/watch?v=2XXjEdCAJpA
Rekaman video dr Pak Abdul Rahman
https://youtu.be/wbxZl3M3MXc
Materi Sadar IGI 125 https://drive.google.com/file/d/1mtc83kXKt-zM-9953r-KkBVyu80iOxrN/view?usp=drivesdk
Materi Bu bekti
https://drive.google.com/file/d/1mnMt3GFCUaxBwatB9AP4tGxwV8wpagrG/view?usp=drivesdk
Materi Bu elvi
https://youtu.be/wbxZl3M3MXc
Komentar
Posting Komentar